Tepat pada Perayaan HUT Pertuni ke-51, 26 Januari 2017, Menteri Kominfo RI, Rudiantara, hadir memberikan sambutan dan meresmikan dimulainya serangkaian kegiatan sosialisasi dan pelatihan penggunaan buku epub untuk tunanetra di lima kota di Inonesia, Bandung, Jogjakarta, Medan, Denpasar dan Malang, yang akan dilaksanakan sepanjang tahun 2017. Dalam sambutannya, Menkominfo juga mencanangkan “dunia digital yang inclusive”. Pertuni akan membantu Menkominfo membangun kebijakan terkait dunia digital yang inclusive tersebut, mulai dari pembuatan surat edaran menteri hingga peraturan menteri.
Menkominfo menyampaikan bahwa saat ini Beliau sedang merintis “home schooling” untuk anak-anak remaja, untuk dilatih menjadi “ahli coding” – computer programming. Pertuni mengusulkan pada Menkominfo agar home schooling tersebut juga mulai mencoba menerima siswa tunanetra, Menkominfo merespon positif, dan akan membicarakannya dengan organizer yang mengelola home schooling tersebut. Sementara itu, Yayasan Damandiri telah berkomitmen membiayai siswa tunanetra yang akan mengikuti home schooling tersebut. Ini adalah langkah affirmative awal untuk mendorong masukknya tunanetra ke dunia pengembangan aplikasi sedini mungkin, untuk selanjutnya menjadi pengusaha muda “start up”
Menkominfo menyampaikan dalam talk show yang diadakan pada acara peresmian kegiatan sosialisasi dan pelatihan buku epub, bahwa pemerintah akan mendorong lahirnya 1000 bisnis start up di Indonesia. Kita harus memastikan tunanetra ada di dalamnya, di dalam arus utama, bukan di pinggir.
Melalui forum ini, saya ingin mengajak seluruh tunanetra muda di Indonesia, mari tunanetra beramai-ramai memasuki industry bisnis digital. Tentu, terlebih dahulu kalian harus menyiapkan diri.
Jika ada Bapak dan Ibu guru anak-anak tunanetra di sini, mohon dapat menyampaikan pesan ini pada siswa –siswa kita.
Jika ada orang tua anak-anak tunanetra di forum ini, mohon dapat menyampaikannya pada anak-anak kita.
Di peringatan HUT ke 51, Pertuni kembali menegaskan posisi tunanetra sebagai “subyek pembangunan” dan terus mendorong diterapkannya paradigm “disability inclusive development”.
Terima kasih pada Yayasan Mitra Netra yang telah bekerja keras menyiapkan perpustakaan on line “Pustaka Mitra Netra” dan buku epub yang sangat accessible untuk tunanetra. Ini adalah trobosan luar biasa, dalam ihtiar kita memfasilitaasi akses tunanetra ke buku.
Terima kasih juga kepada para volunteer dan semua pihak yang telah membantu tersedianya “Pustaka Mitra Netra” untuk tunanetra di Indonesia, termasuk para volunteer.
Let’s keep moving,,
Salam advokasi
Aria Indrawati
Ketua Umum Pertuni