(Dikembangkan Berdasarkan Studi Kasus terhadap Individu Tunanetra Dewasa yang Berhasil)
Disertasi oleh Didi Tarsidi
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dua fenomena yang bertolak belakang. Di satu pihak, berbagai literatur melaporkan tentang kesulitan yang dihadapi individu tunanetra dalam mengatasi masalah-masalah psikososial yang diakibatkan oleh kondisi ketunanetraannya; dan di pihak lain, penulis menemukan sejumlah individu tunanetra dewasa yang berhasil menyesuaikan diri secara baik dengan kondisi ketunanetraannya, mendapatkan kembali kemandiriannya dan mencapai kehidupan yang bermakna, tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi orang banyak. Penelitian ini mengkaji bagaimana keberhasilan tersebut dapat dicapai, dan bagaimana pengalaman keberhasilan tersebut dapat dituangkan ke dalam sebuah model konseling rehabilitasi untuk membantu individu dewasa lain yang baru mengalami ketunanetraan.
Penelitian ini berangkat dari teori bahwa ketunanetraan yang terjadi pada masa dewasa lebih banyak menimbulkan masalah-masalah psikososial daripada yang terjadi pada awal masa kehidupan, dan teori bahwa konseling rehabilitasi dapat membantu mengatasi masalah-masalah psikososial yang diakibatkan oleh kecacatan termasuk ketunanetraan.
Dengan exploratory mixed methods research design, penelitian ini mengembangkan model konseling rehabilitasi bagi orang dewasa yang baru mengalami ketunanetraan untuk membantunya mengatasi masalah-masalah psikososial yang diakibatkan oleh ketunanetraan. Konstruk model dikembangkan dari data hasil studi kasus kualitatif terhadap enam orang yang ketunanetraannya terjadi pada usia dewasa dan telah terbukti berhasil memperoleh kembali kemandiriannya dan kehidupannya yang bermakna.
Studi kasus tersebut menghasilkan data hasil penelitian tentang: (1) proses penyesuaian psikososial kasus dengan kondisi ketunanetraannya, (2) faktor-faktor yang berkontribusi pada penerimaan kasus terhadap ketunanetraannya, (3) strategi coping yang digunakan kasus untuk menghadapi tantangan yang diakibatkan oleh ketunanetrannya, dan (4) pandangan filosofis yang mendasari keberhasilan hidup kasus.
Data tersebut dijadikan dasar bagi konstruk Model Konseling Rehabilitasi bagi Individu Tunanetra Dewasa yang memuat lima unsur yang saling terkait dan harus terintegrasikan ke dalam intervensi yang dilakukan oleh seorang konselor. Kelima unsur tersebut adalah: (1) keyakinan filosofis tentang ketunanetraan dan konseling rehabilitasi, (2) tujuan konseling, (3) pendekatan konseling, (4) metode konseling, dan (5) tahap-tahap konseling.
Model divalidasi dengan expert judgment dan diujicobakan dengan desain single-subject research pada dua orang klien yang terdiri dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dewasa yang relatif baru mengalami ketunanetraan. Uji coba tersebut memunculkan data kuantitatif tentang keefektifan model konseling rehabilitasi ini.
Untuk download Model Konseling Rehabilitasi bagi Individu Tunanetra Dewasa yang dihasilkan dari penelitian ini, silakan kunjungi: http://www.tarsidi.com/ModelKonselingRehabilitasi.doc
Untuk download ringkasan disertasi, silakan kunjungi: http://www.tarsidi.com/Disertasi_Ringkasan.zip