Bersyukur, Lokakarya Nasional Pertuni 2017 yang mengusung tema “ Optimalisasi Partisipasi Pertuni dalam Pembangunan Nasional Berdasarkan Convention on The Rights of Persons With Disability (CRPD), Undang Undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, dan Sustainable Development Goals (SDGs) agenda 2030“ berlangsung dengan baik dan lancar dari tanggal 23-26 Oktober 2017 yang lalu di Jakarta.
Walau tanpa kehadiran beberapa menteri sebagai pembicara kunci (keynote speach), namun tak mengurangi makna dan tujuan berbagai materi yang telah disusun Stearing Comite (SC) yang kesemuanya dibawakan dalam 5 sesi pleno yang membahas :
1. Kebijakan dan upaya Pemerintah / Negara untuk memastikan realisasi penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
2. Urgensi penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas dibidang ketenagakerjaan berdasarkan Undang Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas.
3. Profesi Tenaga Kesehatan menurut UU Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan.
4. Penghormatan, Perlindungan, serta Pemenuhan Hak-hak Perempuan dan Anak Disabilitas Menurut Undang-undang nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
5. Peran organisasi kemasyarakatan penyandang disabilitas dalam menjaga dan mempertahankan persatuan bangsa.
Peserta sebanyak 77 orang perwakilan dari 23 daerah, 4 orang observer unsur mahasiswa/pemuda, dan semua pengurus DPP serta Deperpus Pertuni, semua aktif dan bersemangat mengikuti sesi pleno dan diskusi kelompok yang bahkan harus berakhir di tengah malam setiap harinya. Keseriusan semua peserta tentulah beralasan, karena tema tema yang dipilih memang menjadi prioritas dan fokus isu yang akan dikerjakan dalam bentuk program maupun advokasi baik oleh DPP Pertuni maupun DPD Pertuni di seluruh Indonesia. Selain itu, peningkatan kapasitas semua peserta atas pemahaman UU No.8 Tahun 2016 tentang disabilitas, CRPD dan SDGs, ditambah lagi pembekalan keorganisasian berserta kebijakannya, tentulah menjadi bekal yang berharga sekaligus menjadi motivasi, semangat bahkan menjadi momentum baru bagi Pertuni dalam keberadaannya yang merepresentasikan sekitar 3,7 juta tunanetra di Indonesia.
Momentum baru bagi Pertuni juga disampaikan oleh pembina Pertuni Letnan Jenderal (Purn) Syafrie Sjamsudin dalam sambutannya serta arahan pada saat pembukaan lokakarya nasional Pertuni. Kehadiran Ketua Dewan Pembina Pertuni bapak H. Muhammad Hasan, semakin memberikan semangat dan motivasi baru bagi seluruh peserta, dimana beliau memotivasi tunanetra di Indonesia untuk mau berusaha dan belajar menjadi wirausahawan sehingga diharapkan muncul kemandirian tunanetra melalui upaya kewirausahaan.
Pada acara pembukaan hadir pula perwakilan dari berbagai organisasi disabilitas dan teristimewa kehadiran bapak Ir. H.Budi Hasmanto, MSI Wakil Rektor Universitas Pamulang di mana lembaga pendidikan tinggi ini menerima penghargaan dari Pertuni sebagai universitas pertama di Indonesia yang menerima mahasiswa tunanetra belajar pada bidang studi programer IT. DPP Pertuni juga memberikan penghargaan kepada DPD Pertuni Nusa Tenggara Barat sebagai daerah rintisan yang berprestasi yang di pimpin ketuanya saudari Fitri Nugraha Ningrum. DPD NTB dalam kurun waktu 3 tahun terakhir sangat giat dalam program pemberdayaan ekonomi tunanetra, dimulai dengan pelatihan braille yang sangat mendasar bagi tunanetra dan program pemberdayaan ekonomi yang melibatkan anggota Pertuni dalam produksi kerajinan tangan yang memiliki nilai ekonomis.
Setelah semua sesi pleno selesai, peserta memasuki kelompok masing- masing untuk berdiskusi tematik yang dibagi dalam 6 kelompok isu yaitu :
1. Tentang Pemenuhan Hak Disabilitas Dibidang Tenaga Kerja
2. Tentang Perlindungan Resiko Kecelakaan Kerja dan Tunjangan Pensiun bagi Pekerja Bukan Penerima Upah.
3. Tentang Peran Pertuni Daerah Dalam Mengawal Implementasi UU Nomor 8 dan SDGs.
4. Tentang Standarisasi Massage
5. Tentang Kesehatan Reproduksi
6. Tentang Keorganisasian
Masing masing kelompok diwajibkan mempresentasikan hasil diskusinya, dimana hasil diskusi kelompok inipun menjadi bahan penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) oleh masing masing daerah. Ketua Umum Pertuni Aria Indrawati, SH juga menyampaikan hal penting tentang rencana DPP Pertuni untuk membuat policy breaf yang merupakan salah satu dokumen hasil lokakarya nasional yang akan dipresentasikan dan disampaikan kepada pemerintah melalui kementerian terkait.
Kehadiran siswa SLBA Negri Kota Bandung pada acara pembukaan yang menampilkan puisi dan lagu serta kehadiran band akustik dari Yayasan Mitra Netra pada acara penutupan semakin menyemarakkan acara Lokakarya Nasional Pertuni 2017.
Berakhir sudah Lokakarya Nasional Pertuni 2017 dengan berbagai kenangan yang pasti tidak terlupakan serta pekerjaan rumah semua peserta dalam komitmen rencana tindak lanjut di daerah masing masing, yang diharapkan semakin memajukan kehidupan dan penghidupan tunanetra di Indonesia.
Terima kasih kepada Ketua Dewan Pembina Pertuni dan Bapak Letjen (Purn) Syafrie Sjamsudin, Ibu Dwi Ariyani (Grant Consultan for Indonesia Disability Rights Fund/DRF), Wakil Direktur Universitas Pamulang, seluruh undangan yang hadir, seluruh peserta, seluruh kepanitiaan, dan tentunya kepada semua volunter yang telah mendukung suksesnya Lokakarya Nasional Pertuni 2017.*
Jonna Damanik
Ketua Panitia Pelaksana Lokakarya Nasional Pertuni 2017